Tempat wisata di Timor Tengah Selatan NTT yang Asik dan Indah
TTS atau SOE mempunyai objek wisata yang sangat indah dan unik yaitu Air Terjun Oehala. Dikatakan sangat indah karena air terjuna oehala masih sangat alami, asri, sejuk dan bersih dan keunikannya adalah air terjun ini bertingkat tujuh. Setiap akhir pekan atau liburan banyak dikunjungi oleh wisatawan yang ada di kota soe maupun diluar kota soe.
1. air terjun oehala
Air terjun ini menyimpan keindahan yang luar biasa dan dikelilingi dengan pepohonan yang cukup tinggi dan rindang yang menambah kesejukkan di tempat ini. Banyak wisatawan yang datang untuk mandi atau sekedar berfoto maupun duduk menikmati keadaan alam disekitar air terjun. Air terjun Oehala berjarak 10 km arah utara kota Soe dan dapat ditempuh ± 15 menit dengan menggunakan mobil rental, angkutan pedesaan maupun motor ojek dengan harga yang terjangkau.
2. Pantai Kolbano
Pantai kolbano merupakan salah satu objek wisata pantai yang cukup indah yang di punyai kabupaten TTS maupun provinsi NTT. Dimana pantai ini masih sangat asri dan alami dan menyajikan pesona pantai yang sangat indah dan pantai ini terkenal dengan kerikil seribu warna dimana banyak wisatawan yang datang berkunjung
untuk mengambil kerikil berwarna untuk dipakai menghiasi rumah maupun taman. Saat ini kerikil berwarna ini sudah sangat terkenal dan sudah dieksploitasi dan sudah dikirim keberbagai daerah. Tetapi banyak wisatawan yang tidak bisa menikmati atau mandi di pantai kolbano disebabkan arus atau gelombang yang cukup besar dan kedalamannya yang cukup curam.
Dipantai kolbano juga terdapat sebuah bongkahan batu besar berbentuk seperti kepala singa atau kepala manusia yang disebut Fatu Un dan menjadi keunikan tersendiri. Pantai Kolbano berjarak ± 80 km arah selatan Kota Soe dan dapat ditempuh ± 1,5 jam s/d 2 jam dengan menggunakan angkutan umum, rental mobil maupun motor ojek.
3. Gunung marmer fatumnasi
TTS memiliki taman wisata fatumnasi yang sangat indah dan masih sangat alami dan asri. Fatumnasi menyajikan panorama alam pegunungan yang sangat mempesona dimana udaranya yang sangat sejuk dan sangat nyaman.
Selain panorama pegunungan yang sangat mempesona wisata juga menyajikan wisata tumbuhan yang sangat langka yaitu Bonsai alam yang berumur sudah ratusan tahun yang tumbuh secara alami yang batang dan dahannya yang berlumut yang menyajikan pesona yang sangat indah untuk diabadikan.
Dan juga sederatan gunung batu yang mempesona dan sangat indah seperti Fatu Kolen, Benteng Dua Putri, Fatu Nausus dan Fatu Taapan. Taman wisata Fatumnasi berjarak 35 km kearah Utara dari kota Soe dan dapat ditempuh ± 40 s/d 50 menit dengan menggunakan angkutan umum, rental mobil maupun motor ojek.
4. Pantai oetune
PANTAI Oetune memiliki sedikit keunikan. Menurut beberapa pengunjung yang datang di sana, Pantai Oetune lebih baik daripada Pantai Kuta di Bali dan Pantai Senggigi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Bedanya, Pantai Kuta dan Senggigi sudah sangat terkenal karena dikelola secara profesional. Sementara Pantai Oetune di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan masih dibiarkan alami. Untuk sampai ke Pantai Oetune, dibutuhkan waktu lebih kurang 2,5 jam perjalanan dari Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Meski demikian, perjalanan berkelok-kelok, naik turun bukit dan lembah, tidak membuat lelah. Pemprov NTT, melalui alokasi dana APBN, telah memperbaiki jalan menuju lokasi tersebut.
Maklum, Pantai Oetune merupakan pantai selatan. Untuk menuju lokasi itu, pengunjung harus melintasi jalur lintas selatan yang diresmikan Presiden Soeharto awal 1990-an. Kondisi jalan yang mulus dan lebar memudahkan siapa saja bisa sampai ke lokasi wisata yang belum lama terkuak ke publik itu. Memasuki gerbang menuju Pantai Oetune, tampak beberapa lopo (rumah khas warga Kabupaten TTS) berjejer rapi di antara pohon lontar dan kasuari (casuarina equasetifolia). Jumlahnya lebih kurang 7–9 lopo dengan satu lopo induk di tengah.
Di belakang deretan lopo terdapat pohon lontar yang niranya belum digarap. Sementara itu, di sepanjang batas pantai berdiri pohon kasuari yang diperkirakan berusia belasan hingga puluhan tahun. Dilihat dari posisinya, pohon itu tidak tumbuh alamai, namun ditanam masyarakat setempat. Pohon-pohon itu tumbuh rapi berjarak enam meter hingga delapan meter.
Di antara pohon-pohon kasuari itu, pemerintah setempat menempatkan bangku-bangku yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk duduk sambil memandangi luasnya pantai selatan. Sementara itu, di antara lopo dan rimbunnya pohon lontar tumbuh rumput hijau. Di lokasi objek wisata itu juga dibangun sarana MCK (mandi, cuci, dan kakus) permanen dan terdapat satu unit sumur air tawar. Sayang, tidak ada petugas yang menjaga sehingga MCK itu tidak terawat. Pemkab setempat mungkin belum berpikir untuk menarik PAD dari objek wisata tersebut sehingga tempat itu dibiarkan apa adanya.
Anda yang baru pertama ke lokasi wisata itu jangan lupa untuk membawa perbekalan yang cukup. Sebab, di objek wisata itu belum ada warung. Yang ada hanya kelapa yang dijajakan warga setempat dan juga jagung goreng yang dijajakan anak-anak yang tinggal tidak jauh dari lokasi wisata itu. Ada juga kios-kios kecil yang menjajakan sejumlah makanan instan.
Di sini (Oetune, Red) kami hanya jual kelapa muda. Anak-anak yang bawa jagung goreng untuk dijual. Kalau mau cari warung, harus keluar lagi ke jalan besar (trans-Kolbano, Red),’’ ungkap Petrus, salah seorang penjual kelapa di lokasi itu. Menurut dia, setiap akhir pekan banyak orang yang mengunjungi pantai tersebut. Masyarakat yang datang, tambah Petrus, mengaku senang karena pantainya bagus. Gulungan ombaknya susul-menyusul empat kali dalam semenit semakin membuat pantai tersebut tidak bisa dilupakan. Pasirnya pun putih halus dan nyaman sekali waktu ditapaki.
Tidak cuma itu, Pantai Oetune meliki sedikit keunikan. Di pasir yang membentang, terdapat corak seperti orang membatik yang terbentuk dari butir-butir pasir.
Para pengunjung yang datang penasaran dengan corak itu, mereka sampai-sampai menunduk dan mengamati apa yang membentuk corak tersebut. Maklum, corak yang ada bukan hanya satu atau dua, tapi bersebar di sepanjang pantai. Untuk Pemkab TTS juga Pemerintah Kecamatan Kualin, objek wisata tersebut adalah aset berharga yang bisa mendatangkan banyak uang. Bergantung bagaimana mengelolanya.
Pantai ini masih sangat asri dan alami dan pantai landai berpasir putih sepanjang puluhan km, dengan gulungan ombak 4-7 gulungan yang cocok untuk selancar dan saat ini sudah banyak wisatawan baik dari Kabupaten TTS maupun dari luar.
Dan pada akhir pekan maupun liburan banyak dikunjungi wisatawan atau sekedar rekreasi keluarga saat ini dipantai Oetune sudah dibangun fasilitas-fasilitas pendukung seperti lopo-lopo atau pondok berteduh. Pantai Oetune berjarak 70 km arah Selatan Kota Soe dan dapat ditempuh ± 1,5 jam dengan menggunakan mobil rental, angkutan pedesaan maupun motor ojek.
5. Perkampungan adat dan benteng none
Salah satu daya tarik adalah perkampungan adat masyarakat adat None, yang dihuni oleh marga Tauho. Di tempat ini anda bisa menyaksikan Rumah-rumah adat orang Timor berupa Ume Kbubu (Rumah Bulat) dan Lopo. Dalam filosofi orang Timor, Rumah Adat Ume Kbubu melambangkan wanita orang Timor yang santun, bersahaja, merenda dan tertutup auratnya sebagaimana dilambangkan oleh ume kbubu, dimana atapnya dari bubungan sampai ke tanah, dan memiliki satu pintu saja, sehingga orang keluar masuk harus menunduk. Sementara Lopo, bagi orang Timor melambangkan laki-laki, dimana agak terbuka, kokoh, dan sebagai tempat untuk pertemuan keluarga, dimana selalu dipimpin oleh bapak selaku kepala keluarga.
Terdapat Benteng Pertahanan Masyarakat Adat None pada jaman dahulu melawan musuh dan penjajah. Benteng tersebut terbuat dari batu-batu alam dan sejenis tanaman berduri (Naus) yang ditanam berjejer sepanjang 1 km, sementara pada sisi yang lain, terdapat jurang yang sangat terjal sehingga musuh sangat sulit sampai ke perkampungan mereka.
Tarian Perang (Ma'ekat) Dalam tarian ini disuguhkan ketangkasan, kepiawaian, keberanian dan keheroikan para panglima dan prajurit perang (meo) dalam memerangi musuh di medan laga, yang kemudian memenangkan pertempuran dan melanjutkannya dengan pesta pora kemenangan lewat Tarian Bonet. Sejenis tarian gembira yang mengambil formasi bulatan sambil bergerak seiring jarum jam dengan panduan lantunan syair-syair pantun yang disebut ”Tne”.
Upacara Adat Poit Pah Upacara adat syukuran panen ini, biasanya dilakukan oleh orang Timor dalam memasuki musim panen, bersyukur kepada Allah sang pemberi rejeki atas hasil panenan yang melimpah sembari memohon berkat atas tanaman untuk musim tanam mendatang. Prosesi upacara adat ini, diawali dengan doa yang dilakukan oleh tetuah yang telah ditunjuk (Ana,am Nes).Korban-korban berupa ternak sapi dan babi serta hulu hasil yang telah disiapkan didoakan dan kemudian dipersembahkan pada mesbah yang ada di bawah sebatang pohon beringin besar. Darah sembelihan kemudian diperciki pada hulu hasil yang ada.
Upacara Adat Ote Naus Upacara adat yang satu ini biasa dilakukan oleh masyarakat adat Timor untuk mendeteksi lawan / musuh sebelum melakukan perlawanan. Sarana yang digunakan adalah sebilah tombak yang diarahkan ke tiang pancongan kemudian mendepa dan apabila depaan tangan mencapai tiang pancongan, maka itu menandakan ada keberuntungan, dan sebaliknya manakala tangan tidak mencapai tiang pancongan, menandakan ketidakberuntungan, dan itu berarti masih ada sejumlah kendala yang perlu dibenahi dengan cara naketi.
Transportasi
Obyek wisata ini, terletak di desa Tetaf, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten TTS, berjarak 127 km dari Kupang dan 17 km dari SoE, dengan jarak tempuh 3 jam dari Kupang dengan tarif Bus Umum Rp. 25.000 dan 30 menit dari SoE arah Niki-niki Rp. 5.000. Kondisi jalan baik, beraspal, dan sedikit berbatu bahkan tanah sepanjang 1,5 km, masuk ke arah perkampungan adat tersebut. Moda angkutan yang bisa digunakan adalah Angkutan umum Bus ADKP dari Kupang dan Microlet dari SoE ke Niki-niki.
Comments
Post a Comment