Kain Sumba, Sehelai Benang Sejuta Doa
Punya niatan liburan ke Sumba, Nusa Tenggara Timur? Keputusanmu sudah tepat! Sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di tanah air, nama Pulau Sumba mulai naik daun beberapa tahun terakhir.
Anugerah Pesona Indonesia 2016, sempat menganugerahi Festival Pasola di Pulau Sumba dalam kategori festival unik dan terbesar yang menarik jutaan pengunjung baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Lepas dari itu, sebenarnya ada salah satu keunikan Pulau Sumba yang luput dari radar turis. Yaitu tenun ikat Sumba.
Belum lengkap berwisata ke Pulau Sumba tanpa membeli selembar kain tenun ikat Pulau Sumba sebagai oleh – oleh. Intip keunikan apa saja yang dimiliki kain tenun ikat Sumba agar kamu semakin mantap untuk membelinya nanti:
Corak berdasarkan keseharian hidup masyarakat lokal
Kain tenun Sumba, NTT, bercorak khas bentuk hewan ataupun tanaman, dan bentuk – bentuk yang masih lekat dengan aktivitas sehari – hari warga setempat. Selembar kain Sumba memiliki warna – warna cerah yang atraktif.
Uniknya lagi, semua warna ini diperoleh bukan dari pewarnaan kimia. Melainkan, masih menggunakan bahan alam seperti akar mengkudu, daun loba, nila, dan kulit buah manggis.
Kain yang dicelup dengan pewarna alami juga kualitasnya lebih bagus. Tidak mudah luntur, bahkan semakin lama warnanya akan semakin bagus. Ada harga, ada rupa. Meskipun, memang pembeli harus merogoh kocek sedikit agak mahal, tetapi kualitasnya sangat sepadan.
Menenun bagi masyarakat seperti beribadah dan berdoa
Tak heran jika selembar kain tenun khas Sumba bisa dibuat hingga hitungan bulan. Selain prosesnya yang panjang dan rumit, dibutuhkan kesabaran ekstra. Bagaimana tidak? Sebelum menenun, harus diseleksi dahulu jenis kapas yang bagus, lalu baru dipintal hingga menjadi benang.
Kemudian, diikat untuk membentuk desain yang diinginkan. Baru dicelup ke dalam warna alam. Setelah itu, baru benang akan ditenun.
Perwujudan sebagai doa dan ibadah masyarakat Pulau Sumba
Menenun merupakan pekerjaan sehari – hari kaum hawa di Sumba. Setelah memasak dan melakukan tugas rumah, seharian mereka akan menenun. Menurut mereka, menenun kain adalah ibadah dan doa yang dipersembahkan kepada Tuhan YME. Sehingga cara merawat atau memakai kain Sumba pun tak boleh sembarangan.
Comments
Post a Comment