Posts

Adat istiadat Masyarakat Pulau Sumba NTT

Image
Kali ini kita akan berkunjung ke sumba sebab di sana sangat unik teman- teman.Salah satu yang unik adalah budaya untuk Kematian dan pemakaman menurut adat Sumba berkaitan dengan kebiasaan menurut aliran kepercayaan Marapu. 1. Saat Wafat. Bila seorang Bangsawan wafat, tidak diperkenankan untuk menangis dan belum boleh memberitahu keluarga lain. Jika wafat di rumah sakit, maka almarhum dibawa ke kampungnya untuk diadakan acara Memanggil. Salah satu orang tua harus melakukan pemanggilan dengan menyebutkan nama orang yang wafat sebanyak empat kali. Jika tidak menjawab, maka dikatakan sudah wafat. Ungkapan wafat bagi orang Sumba adalah jika yang wafat seorang bangsawan perempuan, dikatakan " Namberanyaka mbalu, Nanjorunyaka Au " artinya tempayan airnya pecah, balai-balai dapurnya roboh. Jika yang wafat seorang bangsawan laki-laki maka dikatakan " Na Njorunyaka Njara, Na mbatanyaka Landu " artinya Jatuh dari Kuda, patah jambul di kepalanya. 2. Pa Hadangu artinya "Mem

Budaya pesta Masyarakat NTT khususnya di Sikka

Image
  Kali ini kita akan berkunjung ke maumere atau sikka dimana disana ada budaya pesta adat gawi djago/namang tana ai. Ini merupakan salah satu dari beberapa tradisi Pesta Adat Tana Ai,yang terdapat di desa Ojang dengan desa Timu Tawa,kec.Talibura,kab.Sikka. Tradisi pesta adat Tana Ai merupakan pesta adat tradisional,yang belum di kenal oleh masyarakat luas,krn letaknya paling timur dari kota Maumere.Pesta adatnya pun terdapat beberapa tingkatan2 yakni: 1.pesta adat Gle' Mahe : merupakan pesta adat dengan kurun waktu 2-10 tahun,tergantung dari kesepakatan pemuka- pemuka adat,dan merupa kan pesta adat yang paling meriah,bulan-bulan yang biasa di adakan yaitu sekitar bulan September sampai dengan bulan Nnovenber. 2.pesta adat Gle' Etta'an: ini merupakan pesta adat syukuran tahunan level 1.Pesta ini biasa di buat oleh sekelompok ladang,di adakan secara serempak dlm 1 hr.Pesta yg ini biasa terdpt tarian Wadong Djago(namang) dan Blassi Allo yg ini bisa di lakukan apabila pes

Tradisi unik umat katolik larantuka NTT

Image
Kali ini kita akan berkunjung ke larantuka dimana disana setiap tahunnya ada tradisi paskah yang unik....(Semana santa)....... Semana Santa adalah sebuah tradisi unik umat Katolik di kota Larantuka, ibu kota Flores Timur Nusa Tenggara Timur. Tradisi ini merupakan peninggalan Portugis yang dilakukan untuk merayakan Pekan Suci menyambut datangnya Paskah. Umat Katolik berkeliling kota Larantuka pada malam Jumat Agung sebagai puncak dari perayaan tersebut. Selama Pekan Suci, kota Larantuka seolah-olah menjadi hening laksana “kota bisu”. Para peziarah bergerak perlahan namun khusuk dalam kebisuan untuk mengikuti “tapak-tapak penderitaan hingga prosesi pemakaman Yesus”, khas adat Larantuka. Prosesi Semana Santa akan berakhir menjelang dini hari. Prosesi Semana Santa sungguh merupakan suatu tradisi yang unik dan punya daya tarik yang biasa bagi umat Katolik dari seluruh tanah air. Oleh karena itu, banyak di antara mereka yang berusaha dengan gigih untuk dapat mengikuti prosesi tersebut da

Adat istiadat Parang Sumba NTT

Image
Begitu banyak kerajinan khas dari berbagai daerah di Indonesia, salah satunya tenun. Apalagi, tenun dari beberapa wilayah di Indonesia telah memiliki nilai sendiri, baik dari segi corak maupun kualitas. Bagi sebagian masyarakat di Nusa Tenggara, tenun melambangkan kebudayaan yang sangat tinggi. “Tenun ini salah satu warisan budaya nenek moyang yang memang tidak boleh kami lupakan. Bagi kami orang Sumba, baik lelaki maupun perempuan, di pesta tertentu kalau dia pakai kain pabrik itu berarti orangnya tidak tahu budaya,” papar Marlina Rambu Meha, warga asal Sumba Timur, saat ditemui di bilangan Blok M, Jakarta, belum lama ini. Bagi masyarakat Sumba pun, Marlina mengakui, corak yang tergambar dalam tenun haruslah memiliki “cerita” di baliknya. Seperti gambar ayam. Menurutnya, ayam itu sebagai lambang pengingat waktu. “Zaman dulu enggak ada ayam belum ada yang tahu jam. Tapi dengan ayam bisa tahu kapan pagi, kapan siang, kapan malam,” katanya. Ada pula kuda, yang melambangkan alat

Sejarah dan kebudayaan flores NTT

Sekarang kita akan melihat Sejarah dan kebudayaan Suku Flores – Nusa Tenggara Timur (NTT) . Kata Flores berasal dari bahasa Portugis yang berarti "bunga". Pulau Flores berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia dan termasuk dalam gugusan Kepulauan Sunda Kecil bersama Bali dan NTB, dengan luas wilayah sekitar 14.300 km². Suku yang berada di kepulauan Flores merupakan percampuran antara etnis melayu, Melanesia, dan portugis. Flores identik dengan kebudayaan Portugis karena pernah menjadi koloni portugis. Hal ini membuat kebudayaan portugis sangat terasa dalam kebudayaan flores baik melalui Genetik, Agama, dan Budaya. Nama flores itu sendiri berasal dari bahasa portugis yaitu “cabo de flores “ yang berarti “tanjung bunga”. Nama itu semula di berikan oleh S.M. Cabot untuk menyambut wilayah timur dari pulau flores. Namun pada akhirnya di pakai secara resmi sejak tahun 1636 oleh gubernur jenderal hindia belanda Hendrik Braouwer. Sebuah studi yang cukup mendalam o

Adat istiadat dan budaya di NTT

Provinsi NTT kaya akan ragam budaya baik bahasa maupun suku bangsanya seperti tertera dalam di bawah ini: Jumlah Bahasa Daerah Jumlah bahasa yang dimiliki cukup banyak dan tersebar pada pulau-pulau yang ada yaitu: Pengguna Bahasa di Nusa Tenggara Timur Timor, Rote, Sabu, dan pulau-pulau kecil disekitarnya: Bahasanya menggunakan bahasa Kupang, Melayu Kupang, Dawan Amarasi, Helong Rote, Sabu, Tetun, Bural: Alor dan pulau-pulau disekitarnya: Bahasanya menggunakan Tewo kedebang, Blagar, Lamuan Abui, Adeng, Katola, Taangla, Pui, Kolana, Kui, Pura Kang Samila, Kule, Aluru, Kayu Kaileso Flores dan pulau-pulau disekitarnya: Bahasanya menggunakan melayu, Laratuka, Lamaholot, Kedang, Krawe, Palue, Sikka, lio, Lio Ende, Naga Keo, Ngada, Ramba, Ruteng, Manggarai, bajo, Komodo Sumba dan pualu-ulau kecil disekitarnya: Bahasanya menggunakan Kambera, Wewewa, Anakalang, Lamboya, Mamboro, Wanokaka, Loli, Kodi Jumlah Suku /Etnis Penduduk asli NTT terdiri dari berbagai suku yang mendiami daerah-da

Budaya Kesenian di Pulau Sabu NTT

Image
Kesenian yang paling menonjol dalam budaya dan tradisi masyarakat Pulau Sabu adalah seni tari dan tenun ikat tradisional Pulau Sabu. Seni tari yang ada di Pulau Sabu  antara lain adalah Padoa dan Ledo hau . Padoa ditarikan kaum pria dan wanita sambil bergandengan tangan, berderet melingkar, menggerakkan kaki searah dengan jarum jam, kaki dihentakkan sesuai irama tertentu menurut nyanyian Meno Pejo , diiringi Pedue yang diikat pada pergelangan kaki para penari.  Pedue ialah anyaman yang terbuat dari daun lontar yang bentuknya seperti ketupat yang diisi dengan kacang hijau secukupnya sehingga menimbulkan suara sesuai irama kaki yang dihentak-hentakkan. Ledo Hau dilakukan berpasangan oleh pria dan wanita diiringi bunyi gong dan tambur serta giring-giring yang melingkar pada kaki pria sabu. Hentakan kaki, lenggang dan pandangan merupakan gerakan utama. Gerakan lain dalam tarian ini ialah gerakan para pria yang saling memotong dengan klewang yang menjadi perlengkapan tari